Itu salah satu cara Allah mengajar sahabat Nabi untuk menjaga adab terhadap Rasulullah SAW. Sekarang sudah cukup lama Rasulullah meninggal. Sekarang 1424 dikurangi 20 berarti 1414 tahun yang lalu. Namun kita harus tetap menghormati beliau. Dengan cara banyak membaca shalawat dan salam kepada beliau. Mari kita baca, mencari barakah dari beliau. Semoga bulan Rabiul Awwal ini membawa keberkahan bagi kita semua, “Allahummashalli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali-Sayyidina Muhammad.”
Shalawat itu banyak sekali namanya. Para ulama yang hebat telah mengarang shalawat. Kenapa mereka mengarang shalawat? karena disebutkan bahwa barang siapa yang mencintai Nabi Muhammad SAW, maka mereka akan dicintai Allah SWT dan dipertemukan nanti dengan Nabi SAW di akhirat.
Sabda Nabi SAW, “Manusia yang paling dekat denganku kelak di Hari Kiamat, yaitu orang yang paling banyak membaca shalawat.” Kita umat Islam sangat pantas untuk banyak-banyak membaca shalawat. Karena shalawat merupakan salah satu cara untuk mengagungkan beliau. Sebagaimana yang difirmankan oleh Allah yang artinya:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (Qs. Al-Ahzab/33:56)
Jika kita perbanyak membaca shalawat, mudah-mudahan kita ini termasuk orang yang mengagungkan Nabi Besar Muhammad SAW. Kalau kita mengagungkan Rasulullah SAW, semoga kita termasuk dalam ayat di atas. Karena mereka yang mengagungkan Nabi adalah orang-orang yang akan sukses di akhirat nanti. Itulah sifat yang kedua.
Ketiga, orang yang sukses di akhirat kelak adalah mereka yang membatu mensukseskan perjuangan Nabi Muhammad SAW. Di zaman dahulu saat Nabi Besar Muhammad SAW masih hidup di dunia. Saya katakan hidup di dunia, sebab sekarang pun Baginda Nabi Muhammad SAW masih hidup, tapi di akhirat. Yang namanya ruh, terutama ruh orang mukmin itu bebas pergi kemana-mana. Jangan heran misalnya ruh orang tua kita pulang ke rumah. Makanya kita sebagai anak cucu, harus berperilaku baik di dunia agar para leluhur kita merasa senang.
Orang tua kita senang di Alam Barzah merasa senang manakala kita kirim bacaan Surat Al-Fatihah, Surat Yasin, shalawat. Begitu pula saat kita mengirimkan pahala amal jariah serta sedekah, mereka yang telah mendahului merasa bahagia di alam barzakh.
Sewaktu Rasulullah SAW masih hayat di dunia dulu, bagaimanakah cara para sahabat membela, menolong, membantu Rasulullah SAW? Mereka lakukan itu semua dengan menjaga raga Rasulullah SAW. Selain itu mereka menjaga perjuangan beliau. Kemana pun Rasulullah SAW, pergi, para sahabat ikut mengiringi beliau. Para sahabat tak mau jauh dari baginda Nabi, mereka selalu bersama.
Itulah sebabnya disebutkan, pernah ada seorang musyrik atau orang kafir yang memiliki saudara masuk Islam. Saudaranya tersebut, setelah masuk Islam, ikut berhijrah ke Madinah. Meskipun yang satu kafir sedangkan yang satunya Muslim, namun mereka kerap saling merindukan lalu saling melepas rasa kangen.
Akhirnya suatu saat saudaranya ini pergi dari Makkah menuju Madinah untuk bejango atau mengunjungi saudaranya. Dulu saudaranya yang masuk Islam bersama Muslimin lainnya diwajibkan untuk berhijrah oleh Allah SWT, berpindah dari Makkah ke Madinah. Itu karena di Makkah mereka tidak merdeka dalam beribadah. Banyak yang disiksa bahkan dibunuh oleh kafir Quraisy. Orang Quraisy tersebut berkunjung kepada keluarga Muslimnya beberapa hari untuk melepas kerinduan.
Setelah puas, ia pun kembali ke kota Makkah. Sesampai di Makkah, ia langsung bergegas menuju Ka’bah. Di sana ia menyampaikan pengalamannya kepada orang-orang Quraisy, “Hai orang-orang Quraisy, jangan lagi kalian bermimpi untuk membunuh Muhammad. Karena setiap saat ia selalu dijaga oleh para sahabatnya. Kemana pun ia pergi tak luput dari perhatian mereka.” Sampai saat Muhammad wudhu pun para sahabatnya berebut menadahkan tangan agar tetesan air wudhunya tidak jatuh ke tanah.
Hampir-hampir mereka berkelahi berebut air wudhunya. Begitulah gambaran kecintaan para sahabat Nabi. Begitulah cara mereka tabarrukan atau mencari berkah. Sekarang, walaupun kita tak pernah berjumpa langsung dengan Nabi Muhammad SAW, semoga kita menjadi orang yang mampu menjaga ajaran-ajaran beliau. Dahulu para sahabat berjihad di samping Nabi, sekarang kita berjihad tanpa ada beliau, tapi insya Allah SWT doa Nabi selalu bersama kita.
Berjihad itu bukan hanya mengangkat senjata. Kata ulama, berjihad itu banyak macamnya. Jihad yang pertama mengangkat senjata, dan semoga kita tidak mengalaminya. Walaupun kita hidup di daerah yang majemuk, tapi mari kita saling membahu membangun daerah. Kita saling hormat-menghormati antara satu dengan lainnya.
Kita umat Islam, jangan sampai agama kita direndahkan, tentu kita semua tidak mau. Kita pun demikian, jangan sampai agama lain kita rendahkan. Kita serahkan persoalan hidayah itu kepada Allah SWT. Tidak mungkin kita memaksa semua orang untuk beriman. Nabi Muhammad SAW sendiri tidak diberikan hak untuk memasukkan iman ke dalam hati seseorang. Nabi tidak bisa memberi petunjuk karena petunjuk itu hanya bersumber dari Allah SWT.
Kedua, jihad melalui medan pendidikan. Kita meletakkan sebongkah batu di pembangunan madrasah, maka itu termasuk dalam jihad melalui pendidikan. Berjihad melalui penyebaran ilmu pengetahuan, berjihad melalui medan pendidikan. Itu semua masuk dalam kelompok jihad di sisi Allah SWT. Semua itu adalah ladang akhirat. Itu semua tempat anak-anak kita menuntut ilmu. Bangun madrasah ini dengan bersama-sama dengan kekompakan karena berjama’ah itu adalah nikmat dan perpecahan itu adalah azab, begitu kata Nabi.
Contohnya, kalau kita makan berjama’ah, nasi bisa habis dua piring, meskipun yang kita makan tidak terlalu mengundang selera. Tapi kalau kita makan sendiri, meskipun yang kita makan adalah makanan yang enak, tapi tidak bisa kita habiskan sepiring nasi. Itulah nikmatnya berjama’ah. Terpecah-pecah itu adalah azab, maknanya kalau kita memelihara perselisihan, tidak akur ingin selalu bertengkar, maka itu adalah azab.
Sebuah hadis berbunyi, “Bekerjalah untuk agamamu sebelum kelompokmu”. Masjid itu contoh agama, madrasah, pengajian, itu semua contoh agama. Yang baik terima saja siapa pun yang menyampaikan. Lihatlah pada isi pengajian jangan lihat siapa yang menyampaikan. Kita harus memilah mana yang bisa kita amalkan dan mana yang tidak. Kalau yang disampaikan itu adalah ajakan ke arah maksiat, maka kita harus menolak siapa pun yang menyampaikan, walaupun itu berasal dari kelompok kita. Kalau ada tuan guru yang mengajak kita makan riba, memecah belah, atau mengajak kepada hal-hal yang tidak baik maka jangan kita ikuti. Tapi kalau ada orang biasa, yang menasehati kita dengan kebajikan maka itu harus kita ikuti.
Ketiga, jihad dengan harta benda. Membantu orang lain, berbagi dengan orang miskin. Membelanjakan harta di jalan Allah SAW adalah jihad. Ada banyak sekali jalan yang bisa kita pilih untuk berjihad. Tinggal adakah terbersit keinginan itu dalam hati kita. Adakah hati dan jiwa kita tergerak untuk berjihad?
Kita membersihkan jalan agar orang yang berjalan bisa lebih nyaman itu saja mendapatkan dapat pahala. Itu adalah sebagian kecil dari kebaikan yang diajarkan oleh baginda Rasulullah SAW.
Keempat, sifat orang yang sukses dan berjaya di akhirat nanti adalah yang mengikuti cahaya yang diturunkan bersama Nabi, itulah Al-Qur’an yang mulia. Artinya mari kita menghidupkan Alqur’an, caranya adalah dengan mengakrabi Alqur’an. Semoga anak-anak kita mencintai Alqur’an, karena berbahagialah orang tua yang anak-anaknya pandai dan gemar membaca Al-Qur’an. Setiap anak itu membaca satu huruf, maka dia mendapat sepuluh pahala dan sepuluh pahalanya lagi dikirim kepada orang tuannya.
Itu karena dahulunya orang tua menyuruhnya belajar mengaji Al-Qur’an apalagi dia menuntunnya mengaji. Siapa-siapa menunjukkan kebaikan kepada orang lain, maka dia akan mendapat pahala sama dengan orang yang mengerjakanya. Misalnya kita mengajak orang ke masjid, kemudian orang tersebut mau dan ikut shalat berjama’ah di masjid, maka kita akan mendapatkan pahala seperti pahalanya.
Bayangkan jika yang dibaca oleh anak adalah satu juz, maka dia akan mendapat ribuan pahala dan ribuan pahala juga dikirim kepada orang tuanya. Mari kita ajak anak-anak kita mengajak, memerintahkan anak cucu untuk rajin membaca Al-Qur’an. Jangan biarkan mereka iseng berkeliaran.
Al-Qur’an adalah kitab yang tiada duanya, semua nabi berharap agar Al-Qur’an diturunkan kepadanya. Dan ternyata Alqur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad. Maka beruntunglah kita menjadi umat Nabi Muhammad SAW. Cara bersyukur adalah dengan membuka dan membaca Al-Qur’an. Kalau tidak bisa membaca, maka bacalah surah-surah yang dihafal. Kita semua menghafal Surat al-Ikhlas, Surat al-Falaq, Surat an-Nas, dan ayat pendek lain, maka bacalah walaupun tidak mengenal huruf.
Lokasi Pengajian: Arjangka Pringgarata Loteng, NTB.
0 Comments