Sebuah koran lokal (Lombok Post) menyebut Gubernur Nusa Tenggara Barar (NTB) Dr. Muhammad Zainul Majdi sebagai gubernur istimewa di Indonesia. Di antara keistimewaannya tersebut, yakni kemampuannya menghafal 30 Juz Al-Qur’an. Berikut tulisan yang diadaptasi dari wawancara Tuan Guru Bajang (TGB) dengan koran tersebut.
“Sesungguhnya tidak sulit menghafal Al-Qur’an itu. Kalau pun ada, itu terjadi pada muraja’ah (mengulang) atau istirja’ (mengembalikan memori).” Pria yang berusaha menghafal selama kurang lebih enam tahun ini mengatakan: “Sesungguhnya tidak sulit menghafal Al-Qur’an itu. Kalau pun ada, itu terjadi pada muraja’ah (mengulang) atau istirja’ (mengembalikan memori),” katanya.
Ia merinci bahwa kunci utama bagi seseorang agar dapat menghafal Al-Qur’an adalah pada kedisiplinan. Untuk menamatkan bacaan Al-Qur’an saja, seseorang harus disiplin, misalnya harus tamat satu juz sehari. Untuk menghafal tentu dibutuhkan disiplin yang lebih ketat lagi.
“Jadi, jangan sampai menghafal ayat-ayat Al-Qur’an hanyalah sekadar iseng-iseng saja,” katanya. Menjadi keniscayaan bagi seorang penghafal untuk selalu menjaga hafalannya dengan mengulang-ulang setiap waktu.
Seorang teman TGB pernah bercerita bahwa sepanjang perjalanan di pesawat udara, TGB terus mengaji dengan membuka Al-Qur’an elektronik. Ia sendiri mengakui hal tersebut. Setiap ada waktu luang, Sang Gubernur memang menggunakannya untuk mengulang hafalan.
“Kuncinya ya harus disiplin mengulang hafalan. Baca Al-Qur’an atau ulang hafalan setiap hari,”
Dan ia memang membuat jadwal khusus yang dimanfaatkannya untuk menghafal Al-Qur’an, meski ia sibuk beraktivitas sebagai seorang pemimpin daerah. Ia menjelaskan bahwa selain ba’da shalat, ia kerap memanfaatkan waktu di kendaraan dalam perjalanan ke berbagai daerah untuk menghafal Al-Qur’an mengikuti tilawah dari beberapa qori’.
Menurutnya, untuk memahami tuntunan Nabi Muhammad SAW terkait dengan Al-Qur’an, maka menghafal Al-Qur’an termasuk bagian dari pengkhidmatan kepada Al-Qur’an. Itu sebabnya TGB menganggap bahwa upaya membaca dan berusaha menghafal Al-Qur’an merupakan sesuatu yang sangat penting.
“Mereka (penghafal Al-Qur’an) adalah putra-putra terbaik orang-orang berprestasi,” katanya memberi apresiasi yang tinggi terhadap putra-putri NTB yang saat ini berhasil menjadi penjaga wahyu: menghafal ayat-ayat suci Al-Qur’an.
Ia menjelaskan bahwa prestasi menghafal Al-Qur’an tidak kalah dengan prestasi-prestasi akademis lainnya. Baginya, putra-putri NTB yang menghafal Al-Qur’an patut diapresiasi.
0 Comments