Tiba-tiba saja muncul kecurigaan

Dari mana dana TGB keliling Nusantara?

Dia memang gubernur,tapi bagi gubernur yang baik,jangankan untuk keliling Indonesia,untuk hidup layak sebagaimana pengusaha kaya,dia tak mampu

Iya,gubernur yang benar-benar gubernur memang tak ada uang. Sudah pasti tak cukup dana untuk shilaturrahim ke seluruh nusantara. Namun begini,kecurigaan itu muncul karena melihat TGB terlalu istimewa.

Bahkan mungkin bayangan pencuriga itu,TGB punya mobil mahal di setiap garasi keluarga. TGB punya simpanan uang yang tak terhingga di banyak bank. TGB punya aset di tempat asalnya dan di mana-mana daerah. Maklum, dia kan gunernur. Sebagaimana pengetahuan umum di Indonesia, gubernur pasti kaya raya. Namun sayang sungguh sayang, bayangan itu tidak benar. Imajinasi pencuriga tentang TGB yang bergelimang dana untuk keliling nusantara itu bagai jauh panggang dari api tingkat kebenarannya.

Lalu kenapa TGB bisa keliling Nusantara? Kenapa dia bisa merumuskan tentang Indonesia dari segala perspektif Nusantara dengan membuat Dakwah Nusantara? Tentu saja si pencuriga itu tersilap. Di tengah pisau analisis kecurigaannya yang tajam, si pencuriga itu menggoreskan garis khilaf yang cukup kentara.

Pertama, si pencuriga lupa bahwa TGB menghafal al-Qur’an,yang mana, bagi setiap hamba Alloh Yang Maha Kaya itu menghafal firmanNya dimudahkan ratusan ribu kali urusan-urusan yang berat dibandingkan orang lain yang hanya mengimami al-Qur’an. Maknanya, dengan kemurahan dari Alloh SWT, jangankan shilaturrahim nusantara, shilaturrahim dunia pun, In Sya Alloh TGB dimudahkan karena tiada keraguan atas semua janji Tuhan.

Maka jika TGB dicurigai kaya raya sehingga dapat shilaturrahim Nusantara setiap waktu, iya, karena kekayaan TGB ialah tempat seluruh sejarah langit dan bumi beserta isinya, termasuk sejarah nusantara direkam dan disimpan, yakni Al-Qur’an. Si pencuriga lupa, dari miliaran jumlah manusia, hanya terhitung jari manusia yang dipilih Alloh SWT untuk menghafal al-Qur’an serta memahami isinya. Dan itulah kekayaan TGB yang tiada duanya.

Kedua, si pencuriga lupa bahwa TGB membuat aktivitas dakwah. Mengajarkan semua kebaikan yang dibawa oleh penerima wahyu Al-Qur’an. Dan mungkin si pencuriga lupa bahwa siapapun yang keluar dari rumahnya untuk mengajarkan ilmu pengetahuan, maka sayap malaikat terbuka lebar menaunginya dari segala kesulitan yang tak dapat diatasinya. Dan tentu, malaikat melakukan ribuan kali lipat penjagaan bagi yang mengajarkan ilmu al -Qur’an. Kenapa? Karena sebaik-baik orang ialah mereka yang menuntut ilmu al-Qur’an dan orang yang mengajarkannya.

Nah, TGB melakukan keduanya. Maka dapat dibayangkan bagaimana kasih sayang Alloh SWT yang Ia letakkan di sayap para malaikat,Insya Alloh sentiasa bersama TGB. Maknanya, jangankan sekadar ongkos shilaturrahim nusantara, shilaturrahim dengan berjuta-juta pencuriga pun, TGB dapat lakukan karena Alloh SWT memberikan kemudahan dari ribuan arah yang tak pernah diduga oleh siapa saja, termasuk oleh TGB sendiri. Dan siapa dapat menghitung kasih sayang Alloh SWT? Tiada. Dan itulah kekayaan TGB yang tak semua orang diberi oleh sang Khaliq.

Ketiga, si pencuriga khilaf, karena TGB membawa kabar kebaikan untuk Indonesia di masa depan yang dia nukilkan dari kejernihannya menafsirkan al-Qur’an, bahkan, TGB menegaskan bahwa tanda-tanda surga yang dimetaforakan Alloh SWT dalam al-Qur’an itu ialah Indonesia, maka jadilah kabar kebaikan dari TGB itu ialah mantera bagi seluruh luka kecewa, luka putus asa, luka dalam ketakutan dan ancaman, luka karena resah ditimpa nasib yang diskenariokan manusia kuasa, luka lelah berharap di hati terdalam rakyat Indonesia.

Dan seketika itu juga, para jamaah mendapatkan kesembuhan dan keyakinan yang menumbuhkan cinta luar biasa kepada si pembawa kabar kebaikan, yakni TGB. Mungkin si pencuriga lupa bahwa cinta mempunyai kekuatan yang sangat besar. Jika cinta jamaah kepada TGB sudah begitu besar dan tulus, dapat ditebak apa yang terjadi. Mereka akan berbagi dengan TGB untuk memudahkan segala kesulitan langkah dan jalan TGB menyambangi nusantara.

Jamaah akan berkongsi dengan ikhlas apa saja yang dapat membuat seluruh nusantara menjadi dekat untuk dishilaturrahimi oleh TGB. Dan si pencuriga lupa bahwa cinta jamaah yang tulus itulah kekayaan TGB yang tak terhingga. Rindu jamaah nusantara yang ikhlas itulah harta benda TGB yang tiada habis-habisnya.

Maka si pencuriga perlu tahu, TGB itu orang biasa. Dia tak punya harta yang cukup untuk meminta kerelaan partai. Bahkan ia terlalu miskin untuk meyakinkan partainya sendiri bahwa jamaah nusantara menyintanya dengan penuh seluruh. TGB tak punya simpanan untuk membuat citra di layar televisi, memproduksi iklan tentang dirinya.

Lalu dari mana biaya sosial media yang begitu bertubi-tubi, tak kenal siang malam menyebarluaskan kebaikan TGB? Tidak dari mana-mana, itulah jawabannya. Karena apa yang terjadi pada diri TGB saat ini, semata-mata karena cinta kasih dan rindu jamaah nusantara kepada Indonesia yang lebih berakhlaq mulia, Indonesia yang lebih tenang damai rakyatnya, Indonesia yang lebih berkeadaban, punya harga diri internasional, Indonesia yang rakyatnya saling menghormati dan menghargai, Indonesia yang rakyatnya dapat makan tanpa menjual harta warisan dan tanpa menggadai iman. Dan semua itu, jamaah nusantara merasakan energi keindonesiaan yang mereka bayangkan itu pada diri TGB.

Dan inilah harta kekayaan TGB itu.

Satu pesan untuk si pencuriga, jangan pernah melawan cinta

Jangan pernah menolak rindu

Karena jika cinta dan rindu rakyat ditolak, maka mereka membuat undang-undang sendiri tanpa mewakilkan kepada siapapun

Dan kebulatan hati rakyat nusantara pada diri TGB itulah kekayaan TGB. Tentu saja, ini amaran untuk partai, agar tak ikut-ikut menjadi pencuriga. Agar tak ikut-ikut membelokkan sejarah TGB untuk Indonesia.

Relawan TGB Malaysia

Malaysia, 23/03/2018

Pin It on Pinterest

Shares
Share This