Lombok dan Sumbawa adalah anugerah terindah Sang Maha Sempurna. Kesempurnaan karyanya menghampar dari Sape hingga Ampenan. Karunia besar yang pantas disyukuri dengan menggali potensi dan memanfaatkannya untuk tujuan-tujuan mulia. Keindahan pantainya memikat dunia. Pesona dua gunungnya: Rinjani dan Tambora, menantang para penjelajah untuk menjamah dan menikmati keramahannya. Tiga suku aslinya:
Sasak, Samawa, dan Mbojo, memiliki warna tradisi dan budaya yang berbeda, menjadikan Lombok dan Sumbawa kaya akan budaya. Pulau Lombok, misalnya, dikelilingi oleh ribuan masjid, mushalla, dan surau. Sangat gampang menemukan masjid sebagai tempat menunaikan ibadah shalat lima waktu. Saat Subuh menjemput fajar di awal pagi, gema azan bersahut-sahutan dari corong masjid. Itulah sebabnya pulau ini dijuluki “Pulau Seribu Masjid”. Masjid yang berdiri, mencitrakan tradisi keislaman yang kuat dari penduduknya.
Selain pesona alam, budaya, dan keramahan penduduknya, Lombok dan Sumbawa juga kaya akan “Penjaga Alqur’an”. Pondok-pondok pesantren berdiri, melahirkan generasi yang menghafal dan menguasai kandungan kitab suci Alqur’an. Saat mereka selesai menempuh pendidikan atau bahkan saat tengah nyantri, banyak dari santri yang menjuarai berbagai lomba Tilawatil Qur’an baik di tingkat lokal, nasional, bahkan internasional.
TGB adalah salah satu di antara begitu banyak penghafal Al-qur’an yang dimiliki NTB. Sebagai gubernur, TGB menjadi salah satu di antara empat gubernur di Indonesia, yang juga diketahui sebagai hafidz atau penghafal Alqur’an. Di Jawa Barat ada Gubernur Ahmad Heryawan yang biasa disapa Aher yang berpenampilan kalem telah menjabat Gubernur Jawa Barat selama dua periode, hingga tahun 2018. Selain Aher, ada Irwan Pra yitno, Gubernur Sumatera Barat. Ia menjabat Gubernur Sumatera Barat untuk periode kedua, hingga tahun 2020.
Pria ini lahir di Yogyakarta. Irwan lahir dari keluarga akademis, karena kedua orangtuanya adalah dosen. Sejak mahasiswa di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Uniknya, Irwan adalah pehobi motorcross. Di masa mudanya, ia aktif di berbagai organisasi seperti HMI dan kegiatan tarbiyah. Penghafal Alqur’an ini juga produktif menulis.
Sudah belasan buku ia tulis dan diterbitkan. Di Maluku Utara ada Gubernur, Abdul Ghani Kasuba. Pria yang pernah menjabat sebagai wakil gubernur periode 2008-2013 ini, menjabat Gubernur Maluku Uta ra hingga tahun 2019. Ghani menjalani pendidikan SD hingga SMA di Palu, Sulawesi Tengah. Lalu melanjutkan kuliah di Universitas Islam Madinah.
Kemudian Ghani menjadi Pengurus Majelis Ulama Indonesia di Maluku Utara. Kiprah politiknya diawali dengan menjadi anggota DPR pada tahun 2004. TGB adalah salah satu di antara keempat gubernur tersebut. TGB menjabat Gubernur Nusa Tenggara Barat untuk periode kedua. Pada tahun 2008 silam, ia mendapatkan penghargaan sebagai gubernur termuda (36 tahun) dari Museum Rekor Indonesia (MURI).
Selain aktif dalam berorganisasi, cucu pendiri Nahdlatul Wathan (NW) ini, tumbuh dalam suasana pendidikan pesantren. Tuan Guru Bajang memiliki nama lengkap Dr. TGH. M. Zainul Majdi. Lahir Pancor tanggal 31 Mei 1972. Jabatan saat ini adalah Gubernur Nusa Tenggara Barat. TGB semasa kecilnya sekolah di SDN No. 3 Mataram dan lulus tahun 1985.
Kemudian melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah NW dan Madrasah Aliyah Mu’allimin Pancor. Jika biasanya sekolah menengah pertama ditempuh tiga tahun dan menengah atas tiga tahun, maka kedua jenjang pendidikan tersebut biasa ditempuh dalam enam tahun. TGB menempuhnya dengan tidak biasa, yaitu dalam kurun waktu hanya 5 tahun dan selesai pada tahun 1990.
Selanjutnya TGB melanjutkan studi di Ma’had Darul Qur’an Wal Hadits Pancor hingga Tahun 1991. Setelah itu, cucu Syaikh Zainuddin ini melanjutkan pendidikan di kampus terkemuka Mesir: Universitas Al-Azhar, Kairo, Fakultas Usuluddin Jurusan Tafsir & Ilmu-ilmu Alqur’an: Program S-1 (Licence), lulus tahun 1995; Program S-2 (Master of Art), lulus tahun 2000; Program S-3 (Doktor), lulus tahun 2010. (tim tgb.id)